saat itu indonesia seakan berwarna namun nyatanya kelam
seakan berjaya namun nyatanya tenggelam
seolah bangkit dan berdiri namun merangkakpun tak bisa.
dikala itu...
kami rakyat hanya bisa diam
mulut kami seolah terkunci oleh gembok kekuasaan
diam menyaksikan ekstravaganza dari kehidupan mewah sang pemimpin.
kami tersenyum pahit
seolah-olah menikmati kemiskinan dan kelaparan
yang menjadi teman sehari-hari
Kami rakyat yang hanya bisa diam
karena kami takut
karena kami tak berdaya.
Dalam ketakutan dan ketakberdayaan
suara lantang Soe Hok Gie berkumandang lantang
menyuarakan tuntutan kami
seolah dia juru bicara kami
dialah sangdemonstran pemberani
mahasiswa yang sesungguhnya.
oleh : dina noor apriyani mu'az
puisi ini saya buat karena terinspirasi dari buku "memoar biru gie" karya Agus Santosa. dari buku itu saya jadi kagum dengan Soe Hok Gie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar